Monday, September 14, 2009

-> MELUKAT ke Tirtha Empul, Tampaksiring ...




Minggu, 23 September 2009; tiga puluhan orang pesepeda melakukan trip ke Tampaksiring, Gianyar dengan tujuan akhir adalah "melukat" ~ membersihkan diri dengan melakukan mandi spiritual di sumber air ~ Tirtha Empul-Tampaksiring. Rombongan yang dikoordinir oleh Komunitas Sepeda Samas Denpasar mengambil start di jalur Car Free Day Kota Denpasar, tepatnya di depan patung perjuangan rakyat Bali, Bajra Sandi.

Bagi Samas Denpasar, mendukung aktivitas bersepeda harus dikedepankan, ... semakin ramai masyarakat bersepeda semakin bagus, ... begitulah kurang lebih. Oleh karena itu, trip Tampaksiring yang sebenarnya direncanakan dekat dengan bulan purnama, ... seminggu sebelumnya (Minggu, 6 September 2009), ... ditunda seminggu, sehubungan dengan adanya Fun Bike yang diselenggarakan oleh Universitas Warmadewa dan adanya kunjungan 10 finalis Putri Bali 2009 ke CFD yang ke-empat pada saat itu.

Sejak dilaksanakan pertama kali, Minggu 16 Agustus 2009, ... secara otomatis semua aktivitas bersepeda, ... baik yang dikoordinir oleh klub-klub sepeda, perorangan, ... lebih-lebih oleh Samas Denpasar harus diarahkan sebanyak-banyaknya untuk meramaikan CFD.

Ngomong-ngomong, ... sudah empat kali CFD berlalu, sekalipun tidak pernah mosting khusus tentang CFD ..... arrragghhhhhh, gambaran CFD yang sudah berlalu dan yang akan terjadi menumpuk saling-silang saling-tindih di kepala .......!
Ok, ... sorry...... mudah-mudahan secepatnya mendapatkan pencerahan, ... laporan sejak proses perencanaan, pencanangan, dan ..... pelaksanaan CFD I s/d IV akan diposting mengkhusus.

Ini sedikit gambaran suasana Denpasar CFD V yang semakin diminati oleh masyarakat mulai dari bayi... anak-anak... remaja.... dewasa.... tua..... kakek-nenek...... semuanya mulai tumpah meramaikan CFD. Penataan perlu segera dilakukan agar CFD dapat tetap hangat dan menjadi lebih inovatif.

Pelajar SMP Perguruan Rakyat Dwijendra meramaikan CFD
dengan bersepeda.


Segenap lapisan masyarakat juga banyak yang bersepeda ria, ...
tentu ada juga yang beraktivitas lain mulai dari jalan santai, joging,
skateboarding, inland skating,...
sampai yang sekedar rekreasi menghirup udara segar di daerah CFD.

Seperti rencana trip Tampaksiring kali ini, ... tempat berkumpul selalu ditetapkan di depan Bajra Sandi, kemudian setidaknya sempat satu-dua putaran mengelilingi jalur CFD ..... baru bablaaaasss menempuh rute.
Janji dengan komunitas, trip tampaksiring akan start pukul 07.00 wita dari depan Bajra Sandi, ... jadi masih sempat menemani masyarakat yang sedang menikmati CFD ke-lima, dan kebetulan juga Bapak Walikota ada acara penanaman pohon di areal gumi banten Universitas Udayana di daerah Panjer, yang diselenggarakan oleh mahasiswa S2 UNUD.
Bapak Walikota beserta rombongan berangkat ke tempat penanaman pohon, ... komunitas samas berangkat ke Tampaksiring ..... sementara CFD V tetap berlangsung sebagaimana biasa diisi dengan berbagai aktivitas .....

Ok, ... sebelum start kita hening sejenak untuk memfokuskan konsentrasi pada tujuan... "melukat". Konsen lain dieleminir sebanyak-banyaknya ... maka "ruang yang kosong" dalam diri ini di isi dengan "menyerap" sebesar-besarnya sinar beliau ... semoga memberikan "kekuatan.... Astuuu!"

Setelah meninggalkan jalur CFD, .... persis di belakang Kantor Gubernur kita ceking warga dulu.... satu... dua... tiga.... waddduuuuhhh berhitung kayak tentara...... empat, lima ...dst.nya.... ada 30 orang. Berangkaaaaatt.......... semanggaaaattt...!!!!

Jalur yang ditempuh, sesuai dengan yang diuraikan oleh Gungtu Lembo sebagai komandan konvoi, secara garis besar yaitu: Bajra Sandi ... Penatih ~ Kedua ~ Anggabaya, ... masuk jalur persawahan ... keluar di jl. raya Sibang - Angantaka.

Keluar dari Jl. Cok Agung Tresna ... melintasi jl. Drupadi ...
menuju Hayam Wuruk ...


Jl. Hayam Wuruk Kecubung Kenyeri


Pertigaan Penatih .......


Wow... pepayanya terasa segar,.. padahal cuman lihat tok!



Lepas dari Pasar Penatih, rombongan terus ke utara melintasi Jl. Cekomaria, dan ..... di Depan Bale Banjar Kedua berbelok ke kanan arah ke Anggabaya!



Persis sebelum gerbang tapal Batas Kota Denpasar .... kurang lebih 500M sebelum desa Jagapati ... rombongan keluar dari jalan raya Anggabaya - Jagapati masuk ke areal persawahan subak Anggabaya.
Suasana persawahan di pagi hari masih terasa segar dengan pemandangan yang indah. Tidak terlalu panjang memang, tapi cukup menjadikan perjalanan lebih variatif dan rekreatif .....
Suasana persawahan memang indah dan segaaaaaaaarrrrr.......!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sebagai info saja, sebenarnya track Denpasar ~ Ubud penuh dengan variasi suasana pedesaan, persawahan, sungai, dll. ... tapi untuk trip kali ini karena akan menempuh perjalanan yang cukup jauh, sekitar 37 KM pp dan juga karena tujuan kita "melukat" di Tirtha Empul Tampaksiring, ... track persawahan tidak seluruhnya sempat dinikmati ....... untuk simpan tenaga menghadapi medan tanjakan-tanjakan "mesra" sepanjang Ubud ~ Kendran ~ Manuaba ~ Bayad, Tegalalang ..... ~ Tampaksiring.
Singkat kata, ... perlu waktu khusus kalau ingin menikmati suasana pedesaan dan persawahan, apalagi kalau ingin "Melebleban di tukad-e..!" atau sekedar ingin santai "Mesesanjan ngutang-ngutang lampan....!". Track persawahan kadang-kadang membuat kita lupa waktu, seperti: "Bangkiang sidem di-KILIKI-n ... geli dong!", ... saking asyiknya bisa-bisa akhirnya harus ... "Riding ke-night'an..!", dan Track persawahan juga baik untuk melatih handling bersepeda karena track yang "setapak" membutuhkan konsentrasi dan stamina.



Wayan (Cogroh) Suwitra dengan ransel di punggung
memasuki persawahan Anggabaya.





Jl. Raya Sibang - Angantaka.

Di perempatan Angantaka rombongan berbelok ke kiri menuju Sedang, ... masuk perkampungan Koripan, Belang-Samu ... keluar di jl. raya Mambal-Kengetan ~ ... masuk perkampungan desa Jukut Paku .... keluar di jl raya Nyuh Kuning ~ Jembatan Nyuh Kuning ke kiri (restauran Laka-Leke) menuju pintu belakang monkey forest .... keluar persis di pintu masuk Monkey Forest.


Pertigaan desa Sedang...!
Kalau di pertigaan ini ke kiri, kita akan sampai di pertigaan Desa Tingas, ... tapi kita keluar lagi dari jalan raya dengan sedikit berbelok ke kanan dan langsung lurus ke utara menyusuri jalan pedesaan untuk nantinya bisa menikmati lagi suasana persawahan di antara desa Koripan dan Belang-Samu.


Koripan ~ Belang-Samu, Singapadu Kaler.

Dari Monkey Forest perjalanan diteruskan ke arah timur ..... ke arah Tebesaya ... dan keluar di jl. raya Ubud menuju Andong, kemudian ... ke utara arah Gentong, .... dan kemudian berbelok ke kanan melintasi desa Kendran ~ Manuaba ~ Bayad, Sebatu.




Supporting car berbelok ke kanan dari Jl. Raya Gentong
menuju ke arah desa Kendran ~ Manuaba.





Kakek ini berumur 73 tahu tapi tetap kuat, segar dan semangat ...!




Istirahat di jaba Pura Grya Sakti Manuaba.







Tanjakan Manuaba, ... Genjooooottt teruuuusss....!!!!!



Akhirnya tanjakan Manuaba makan satu korban, ...
Gungtu Lembo mengalami keram ... a da da da ... du du du....
aa aadada..duuuu..!!




Dari Bayad, Sebatu .... kita akan menikmati satu paket turunan dan tanjakan yang cukup "mesra" untuk sampai di depan istana Tampaksiring, setelah itu ...... tinggal menggelinding saja sampai deh di Tirta Empul, Tampak Siring......



Tanjakan terakhir to heaven ......!!!!!!

Hahaaaaaaa..... sudah sampai rupanya ....... yuuuukkkk kita ikuti mereka.....

Suasana pedagang kaki lima di parkir atas Tampaksiring....






Lantaran sudah siang ditambah tenaga terkuras habis maka diputuskan
untuk makan dulu ..... baru melukat..!!!
asssyyiiikkkk asyik aja lah....!



Tujuan utama trip ke Tampaksiring akhirnya terlaksana yaitu melukat di Tirtha Empul. Sepintas aja bahwa melukat berarti membersihkan badan/diri dan atau apa saja dari kekotoran skala maupun niskala (phisik maupun non phisik) dengan sarana "air suci". Air suci dimaksud bisa berupa air bersih yang disucikan oleh Rohaniwan tapi bisa juga air dari mata air langsung yang diyakini kesuciannya dan atau bisa juga di laut.

Tirtha Empul Tampak Siring termasuk kriteria mata air yang diyakini kesuciannya. Mata airnya berupa "air klebutan" atau air yang tersembur dari dalam perut bumi yang dialirkan melalui pancuran. Keunikannya adalah, mata air di Tirtha Empul Tampak Siring ini keluarnya menuju permandian melalui beberapa pancuran yang diyakini memiliki khasiat atau tujuan yang berbeda-beda, seperti: khasiat peleburan mimpi buruk, pembersihan, pengentas (untuk kematian), pembersihan pengaruh kutukan atau sumpah .... dan lain-lain.

Di permandian paling barat ada 11 pancuran dengan khasiat/tujuan berbeda:












Permandian tengah ada 2 dan 6 pancuran:





Sebenarnya ada lagi komplek pancuran di bagian paling timur, tapi tak terekam gambar.



Suasana Pura Tirtha Empul dari bagian tengah (Jaba Tengah) .....


Mepamit...!
(permisi pulang...!)


Persiapan genjot pulang, .. semoga selamat sampai di rumah
masing-masing ... Astuuu!!!








Walau panas menyengat tapi badan terasa segar dan ada perasaan "bersih" secara mental-spiritual ..... semoga momen ini juga dapat membantu sebagai kontrol prilaku ke depan...Astuu!!

Genjot semacam ini bisa dikembangkan ke depan, seperti yang pernah kita lakukan ketika Karya Panca Bali Krama di Besakih dalam acara: MEYASA, ... sebuah trilogi: MEsepedan ... meYAsa ... sambil meseSAnjan.

Genjot sambil mekemit ......... kenapa tidak...?????

Salam Satak ken Samas.

No comments:

Post a Comment