Tuesday, March 30, 2010

- > "MEYASA" ... sebuah trilogi_ jilid 2


"M.E.Y.A.S.A"

.......... MEsepedan, ngaYAh, ..... maseSAnjan.........!
meraih:
Blessing_Energy_Love_Harmony


MEsepedan ...!

Denpasar ~ Watuklotok
Sabtu, 27 Maret 2010 ... subuh ... sekitar pukul 04.45 admin sudah ada di depan monumen ~ perjuangan rakyat Bali ~ Bajra Sandi, ... ngapain ...???? Hahaaaaa ... nungguin sejawat sepeda (penyamasan) yang akan mengikuti acara Samas "meyasa" ke Pura Besakih ...!

Tahun lalu, ... acara "meyasa" (Gambar kiri) diawali oleh Satakcc Br. Kayumas Kaja ... bertepatan dengan karya Panca Wali Krama; dengan tajuk acara: "MEYASA; ... sebuah trilogi".

"Meyasa" secara harfiah berarti upaya senantiasa memelihara/mengamalkan sikap mental dan prilaku ~ pikiran, perkataan, dan perbuatan ~ yang baik sebagai wujud rasa memiliki untuk suksesnya sebuah "pekerjaan", sedangkan ... secara pemaknaan yang lebih dalam, "meyasa" berisikan tiga aktivitas yang memberikan makna yang tak terpisahkan, yaitu: 1) "MEsepedan" (bahasa Bali) yang berarti bersepeda ... menjalankan hobi, berolahraga sambil menghayati perjalanan jauh ke tempat suci ... memberikan makna PERJUANGAN, 2) "ngaYAh" (bahasa Bali) yang berarti berpartisipasi aktif dengan niat tulus-ikhlas membantu persiapan/jalannya upacara) bersama-sama umat lainnya ... memberikan makna BHAKTI, dan 3) "maseSAnjan" (bahasa Bali) berarti menghabiskan waktu di sore hari dengan kegiatan positif ... makna SYUKUR.

Sesuai dengan "invitation by SamaS on FB", dipertegas lagi di "info" ... janjinya sih kumpul pukul 05.00 wita ... dengan harapan, setidaknya pukul 05.30 sudah bisa start ... nyuri start dikit ... supaya tidak kepanasan diperjalanan.

Sudah ada Dean Siera dan Gde Cakra sedang ngupi di Circle K, ... beberapa menit kemudian datang Made Puja si "tonya" Marga dan Wayan Wiratama ~ yang cukup "subur" kayak admin .. hahaaaa ~ ... dengan penuh semangat, lengkap dengan ransel di punggung ... siap "tempur" (baca: genjot habiiiisss ke Besakih).
"Waaahhh ... penyamasan beli jam nya mereknya karet...!" Kata Made Puja grendeng-grendeng sambil tekan-tekan HPnya ... kayaknya ada yang di calling ...!

Mendekati Pukul 05.30 ... beruntun datang Endra Datta, Ngurah "dogle" Budhita, Dekotel Sugiarta, Nyoman Suardita, Ajus Sukadarma, Wayan Nana, ... lalu menyusul kemudian Wayan "cogroh" Suwitra, Yande "Panjer", Putu Rio, Gung Alit Tirtha, Gede "boti" Hartajaya, Aji Ari Mahayasa "madure", Agung "aji dalung" Widya Pramana, Rai Saputra. Jarum jam berjalan terus, ... siapa lagi yang belum datang ... ?

Mendekati pukul 06.00 ... datang Turah Gede, Dewa "jangkrik" Ary .... suasana masih gelap ... kita putuskan untuk berkumpul sejenak untuk info route dan kebersamaan ... setelah berdoa untuk kelancaran dan keselamatan ... kita start ... meluncur pelan namun pasti, menuju Jl. Hang Tuah.

Dekotel Sugiarta masih menunggu Wayan "kunyit" Suwitra yang katanya sudah meluncur dari rumahnya di Panjer.

Suasana masih gelap sepanjang jalan Hang Tuah, ... walaupun lembayung pagi sudah terbersit di ufuk timur ... kelap-kelip lampu sepeda masih tampak benderang ... terlihat cantik, ... penyamasan sedikit sepi tanpa suara,... kenapa ya ...? Barangkali sedang membayangkan tanjakan bukit jambul ... hahaaaa ...!!

Begitu berbelok ke kiri di perempatan KFC Sanur, ... hahaaaa ... ada Wayan Pica sudah nunggu.

Menurut info, Pasek Suana juga menunggu di sekitar perempatan Ketewel ... waaahhh bakal tambah rame dan menyenangkan perjalanan ini.
Oke, kita terus dulu ... bypass Ngurah Rai ke arah utara menuju by pass Prof. Mantra kita lahap dengan tanpa beban. Tanpa terasa, laju sepeda cukup kencang ... sedikit menit saja sudah tampak gerbang bypassnya.

Gerbang bypass Prof Ida Bagus Mantra.

Info yang kita dapat sejak seminggu sebelumnya, bahwa ada aktivitas pengerjaan jalan di bypass Prof Mantra ... kondisinya amburadul dan berdebu ... sempat pula kita berpikir untuk tidak melalui bypass ... tapi melalui jalan lama via Gianyar - Klungkung, namun ... dengan pertimbangan bahwa saat kita akan lewat di daerah pengerjaan jalan suasana akan masih pagi dan belum begitu ramai ... kita paksakan untuk memakai jalur bypass sampai di perempatan Watuklotok.



Melewati Bali Safari Park

Tanpa terasa penyamasan sudah sampai di perempatan Watuklotok. Dari sini nanti kita akan ke arah utara menuju kota Klungkung ... persis di catus pata (perenpatan) kota Klungkung.
Istirahat dulu barang beberapa jenak sambil menunggu support car yang membawa ransum pagi ...!

Perempatan Watu Klotok, Klungkung.

Watuklotok ~ Nongan
Ada sedikit yang meleset, ... rencananya support car ~ bantuan dari Lelasan Berseri cc ~ yang membawa ransum pagi untuk ganjel perut sudah harus menunggu di Watu Klotok tapi sampai habis waktu istirahat tidak datang-datang juga, ... ada apa ini...? Yang pasti, ... mobilnya sih sudah siap dari kemarin ... kayaknya supporting crewnya yang tidak siap (baca: nggak bangun kaleeee...!!).

Oke, nggak apa-apa ... masih tahan kok ... kita terus aja ...!

Di perempatan Watu Klotok kita berbelok ke kiri ... ke arah kota Klungkung. Mudah-mudahan ketika sampai di ~ Kertagosa ~ catus pata kota Klungkung ransum sudah datang ... hahaaaa ... kalau tidak, bisa habis-habisan nih genjot ~ pendakian ~ bukit jambulnya ...!

Ayooo ... samasngat (baca: semangat), ... namanya juga sebuah perjuangan, ... tidak boleh mengeluh, harus tahan uji ... genjoooooooooootttttt ...!!!!







Patung Catur Muka ... di catuspata/perempatan Kota Klungkung.

Meninggalkan Patung Catur Muka di perempatan kota Klungkung, jalan raya menuju bukit jambul mulai menggoda ... tanjakan tidak tinggi tapi ~ bandel ~ tiada hentinya. Di sinilah awal "perjuangan" yang sebenarnya ... dibutuhkan ketahanan physik ("endurance").

siapa takuuuuuttt...!!!!

Di samping endurance, ... pengalaman mengatakan bahwa pengendalian emosional dan kondisi mentalitas yang prima sangat menentukan keberhasilan tujuan (mencapai finish) ketika menghadapi trip jauh bersepeda.

Kalau kita tak pandai mengatur irama kayuhan sepeda, ... dalam kondisi keringat yang mengucur deras (baca: berkurangnya ion tubuh ...!!) ... mudah sekali mengalami kram betis atau lutut ....!!!

Oke, ... atur irama kayuhan, minum yang banyak ... konsentrasi di dengkul, jangan sampai ~ pikiran ~ terbebani oleh medan yang berat ... nikmati dengan gembira (fun) ..!!!!

Ada sebuah sugesti yang ingin admin bagi kepada penyamasan kalau menghadapi medan-medan tanjakan yang berkepanjangan.

Bernyanyilah, dalam hatipun jadi ...!

Kalau bersepeda sambil mendengarkan ipod ... sebaiknya ikut bernyanyi ... imbangi ritme lagu dengan kayuhan pedal ... sesekali tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan melalui mulut secepatnya ... dengan keras, ... lakukan berulang-ulang.

Naaaahh, ... ini khusus kalau anda sedang melakukan perjalanan ke Pura ... senandungkan gayatri mantram, tapi sedikit agak bersemangat ... selang-selingkan dengan melafalkan "namasmaranam" ~ menyebut nama Tuhan ~ yang paling anda sukai: "Om Nama Siwa Ya" ... misalnya ... lafalkan terus berulang-ulang seirama kayuhan pedal ... astungkara, anda pasti akan mendapatkan "tenaga" tambahan ... !!





Pemandangan dari puncak Bukit Jambul ... indah banget ...!!!
Tanjakannyapun meliuk-liuk ... tak kalah mesranya ...!!!




Tidak cukup telornya dua ... pisangnyapun dua,
Wakakakaaaaaa.....!!!

Sambil beristirahat sejenak menikmati indahnya panorama Bukit Jambul, supporting car dan beberapa orang "cheerleaders" akhirnya datang juga ... !! Dua butir telor ayam rebus dan dua pisang rebus rasanya cukup untuk ganjel perut .... bila perlu ... tambah, persediaan banyak ...!




Tidak berlama-lama, ... penyamasan melanjutkan genjot karena sesuai dengan rencana kita akan mampir di rumahnya Rai Saputra, tepatnya di desa Nongan... kurang lebih sekitar 5 KM dari Bukit Jambul.
Ayooo semangat, ... ada kelapa muda menunggu di sana ..!



Akhirnya sampai di rumah Pak Rai di Nongan, .... serbuuuu ...!!


Memeeehh .... betapa hausnya ...!!!

"Buka bedake semberin...!" Ini pribahasa Bali, kalau di Indonesiakan menjadi "seperti dahaga diberikan sumur"; yang artinya mendapatkan pelepas dahaga pada saat yang tepat .... pas banget...!
Ada salak rebusnya juga ... terimakasih Pak Rai ...!!!


Istirahat sambil menikmati kelapa muda dan salak rebus
di rumah pak Rai Saputra ... di desa Nongan, Rendang.

Nongan ~ Besakih
Setelah mencapai Pasar Menanga, ... siap-siap, ... perjuangan berikutnya adalah menghadapi "tanjakan tiada akhir" dari jembatan Telaga Waja sampai parkir pertama Pura Besakih ... sepanjang hampir 10 KM.

Pertigaan Rendang ...!


Gambar kanan, ... Ajus Sukadarma hampir mencapai jembatan Telaga Waja ...
siap-siap menghadapi "tanjakan tiada akhir" sampai pelataran parkir I Pura Besakih.



Semoga damai dan semuanya bahagia ...!!!


Pos jaga masuk ke areal Pura Besakih ...!



Jalan bercabang ...!
Ke kanan, jalan lama menuju Pura Besakih melintasi Goa Raja ...!


ngaYAh... !

Sekitar pukul 11.30, ... dengan meminjam tempat di sebuah warung ... penyamasan sudah berganti rupa, dari kostum sepeda menjadi berpakaian adat ringan. Maklum, ... karena kita akan bersembahyang dan ngayah di Pura ... jadi sebuah keharusan untuk menyesuaikan etika dan peruntukan berpakaian. Hahaaaaa ... berpakaian adat dengan sepatu sepeda ...? nggak apa-apa ... asal jangan sembahyang pakai sepatu, ... harus pakai bunga pastinya ...!!!

Coba lihat, ... tak tampak tanda-tanda kelelahan pada tingkah laku mereka setelah genjot sejauh 62 KM, melahap tanjakan Bukit Jambul dan tanjakan tiada henti dari jembatan Telaga Waja sampai Pura Besakih.

Sebagai gambaran tambahan, kedua tanjakan ini ... terutama dari jembatan Telaga Waja sampai Parkir I Besakih, hampir 10 KM sliding up ... sangat bandel, dalam artian tak habis-habisnya. Ibarat kata, ... kalau kita hentikan kaki untuk menggenjot pedal sepeda ... jangan harap sepeda berjalan alias ... berhenti tanpa diminta...!

Kelelahan seakan berganti kenikmatan karena bersepeda sampai di Besakih memerlukan perjuangan yang cukup maksimal ... tidak cukup hanya bermodalkan tenaga besar ... tetapi harus mampu mengendalikan emosi dan mental ... !!!
Salah mengendalikannya, tenaga anda akan terkuras sia-sia ... anda bisa saja mengalami kram ... bahkan akhirnya bersepeda di atas kendaraan pick up ... hahahaaa....!!!

Waaaahhh ... narsis dulu ...!!
Tak mau kehilangan kesempatan untuk berphoto ..,
... kenang-kenangan untuk anak cucu ...!!!



Inilah kenikmatan tiada tara, ... pada jaman secanggih ini kita masih berpikir untuk menjangkau Pura Besakih ... dengan kayuhan sepeda.

Lelah .....? Pastinya ...!

Tapi, ... duduk bersila di depan Padmatiga ibunya Pura di Bali yang ditempuh dengan sebuah "perjuangan" menjadi kenikmatan tersendiri ....!!!

"Rasakan lelahnya ... nikmati kekhusukannya ... dapatkan sehatnya ...!"





Mohon air suci ("wangsuh pada") Ida Betara ... !!!


Ada da daa daaa daaaaa ...... kerrrrraaaam ...!

Koordinasi dengan panitia Piodalan, ... kami ditugaskan ngaturang ayah (membantu dengan ikhlas) mareresik/nyapuh membersihkan pelataran Penataran Agung agar sekembali Melasti sekitar Penataran Agung bersih dari bekas-bekas canang persembahyangan.

Yuuuk .... kita nyapuh dan mungut sampah ...!!!



Genjotnya kenceng .... ngayahnya juga anteng ...!!!



Nah, sekarang pelataran Padmasana Tiga sudah tampak bersih dan resik ....! Suasana ini seharusnya tetap terjaga sehingga persembahyangan dapat berjalan dengan khusuk.
Kenapa tidak, .... asalkan pemedek sadar memungut masing-masing sisa-sisa canang, bunga, dupa setelah selesai sembahyang, ... rasanya kebersihan akan tetap terjaga. Dan, menurut penglihatan kami ... rasanya tempat sampah perlu dipersiapkan lebih banyak di tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat sembahyang (baca: mudah dijangkau) dan panitia tidak henti-hentinya mengingatkan kepada pemedek untuk memungut canang bekas persembahyangan dan membuangnya di tempat-tempat sampah terdekat ... suasana bersih dan resik akan menciptakan kekhusukan bersembahyang ...!


Saatnya beristirahat sejenak sambil "nyurud" aturan.


"Nunas lungsuran" ... supaya dengkulnya kuat ... !!!!
... hahaaaaa ... adanya sedikit, yuuuk dum padang ... mangda pada polih ... !

Setelah ngayah nyapuh di penataran agung, ... pengayah isteri (baca: "cheerleaders") Samas masih berkesempatan melanjutkan "ngayah" di tempat penyiapan upakara, yang terletak dekat "perantenan" (baca: dapur) di bagian Barat Penataran Agung ... sedang penyamasan langsung menuju tempat sepeda untuk bersiap-siap "mepamit" ~ genjot ~ ke Denpasar.



Pengayah isteri (baca: Cheerleader's) SamaS masih melanjutkan
"ngayah" di tempat upakara ... !


Dari angle kiri, persis di depan "pengameng-ameng" ...
Candi bentar Pura Besakih tampak anggun dan agung ...!!!


maseSAnjan ...!

Besakih ~ Klungkung ~ Gianyar ~ Denpasar
Sekitar pukul 13.30 wita, penyamasan sudah start genjot meninggalkan Pura Besakih ... dengan harapan tidak kemalaman di perjalanan. Masesanjan artinya kurang lebih santai ~ melepaskan lelah ~ di sore hari setelah seharian bekerja.

Nah, apa hubungannya masepedan, ngayah, dan masesanjan. Dalam hal ini, masesanjan diartikan aktifitas ~ bersepeda ~ santai sore hari, karena aktifitas pokok "ngayah" ~ dengan bersepeda ~ ke Pura Besakih sudah tercapai ...!!

Kalau semuanya lancar, ... karena perjalanan ke Denpasar lebih banyak menurun ... kita perkirakan sekitar pukul 16.00 ... atau paling lambat pukul 17.00 sudah akan sampai di Denpasar.

Lewat Pura Dalem Puri, ... penyamasan harus turun dari sepeda ... karena "peed" (baca: iring-iringan) pelelastian datang dari selatan menuju ke Pura Besakih.




Setelah iring-iringan berlalu, ... baru kita melanjutkan perjalananan ... dan ... tak pelak lagi kita menikmati bonus turunan ... lari sepeda kencang banget ... !!!




Betapa kokohnya akar pohon ....
Ayo kita pelihara dan kokohkan kesatuan dan persatuan dengan
selalu bersandar kepada keragaman ... adat-budaya yang konstruktif ...!








Support car bantuan dari Lelasan Berseri (Turah Rama) ...
... selalu setia mengawal rombongan ... Suksma ... !!


Perempatan Banjar Takmung, Klungkung ...!!


Menunggu teman ....!
Di depan lapangan Astina, Gianyar ...!

Mampir yuuuuk .... suckling pig ..!!!






Ngisi tangki di depan pasar Gianyar ... be guling ... yummy..!!!

Pulang yuuuukk ....!!!

Hahaaaa ... sepertinya kata pulang sudah tak perlu lagi, ... serasa sudah ada di rumah walaupun kenyataannya masih di Gianyar.

Teruuuussss ... ????

Kenyataannya, ... tetap aja harus genjot, genjot, ... dan genjot lagi ... masih 35-an kilimeter buuuunnngg ... !!!

Tapi ibarat kata sebuah kendaraan bermotor, ... tangki sudah penuh lagi, ... genjotan pulang ke rumah masing-masing seharusnya akan lebih kuat dan lebih bersemangat ... !

Atau malah pengen tidur ... ahahaaa....!!!


Patung Mahabarata
di perempatan sebelah barat Kantor Bupati Gianyar.


Rasa lelah sudah tak usah ditanya lagi, tapi sengatan panas matahari rasanya jauh lebih terasa. Kita genjot pulang tinggal akan melewati Jl. Raya Blahbatuh ... Jl. Raya Sakah ... Jl. Raya Batuan ... Jl. Celuk/Sukawati ... Jl. Raya Tegaltamu ... Jl. Raya Batubulan ... Jl. Tohpati ... Jl. Raya Kesiman .... dan sampai deh di Denpasar.

Hahaaaaa ...... ngomongnya cepet banget ... ayooooo genjooott ...!!




Sampai jumpa tahun depan .... mudah-mudahan bisa lebih banyak peserta hingga tampak sepeda menyemut ... kita "meyasa" ke Pura Batur dan Pura Besakih ... wow !!!

Semoga semua sehat, berbahagia dan selalu dalam lindungannNYA... astuuuu..!!!

Salam Satak ..!